Sabtu, 19 April 2014
Harmonisasi Akuntansi Internasional
Nama :
FELICIA APRILIANI
NPM
: 22210714
Kelas
: 4 EB 21
Matakuliah :
Akuntansi Internasional #
Dosen
:
Diniyarti Wulandari
TUGAS 6
Harmonisasi Akuntansi Internasional
“Harmonisasi” merupakan
proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat
beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan
komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai
negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh
sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973.
Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang
dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa
efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi
(yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan yang
dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru
juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat
yang disebutkan antara lain:
1. Pasar modal menjadi
global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan.
Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten
di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat
membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan
risiko keuangan berkurang.
3.
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam
bidang merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang
timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan
standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi
standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan
IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan
pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang
terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang
dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan
lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan
menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap
kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang
diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan
yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2. Pengakuan bersama
(yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama
terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan
perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.
Penerapan Standar Internasional
Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.
Penerapan Standar Internasional
Standar
akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1.
Perjanjian internasional atau politis
2.
Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3.
Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
1959- Jacob
Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama,
mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
1961- Group
d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di
Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam
masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
1966- Kelompok
Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada,
Inggris, dan Amerika Serikat.
1973-
Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard
Committee-IASC) didirikan.
1976-
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic
Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam
Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
1977-
Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC)
didirikan.
1977-
Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan
Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai
Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
1978-
Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama
menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
1981-
IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota
untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
1984-
Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan
yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia
menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
1987-
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi
tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi
dan audit.
1989- IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
1989- IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
1995-
Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang
penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok
inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar
ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS
dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh
pasar global.
1995-
Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang
akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan
pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
1996-
Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC
untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan
untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat
berharga lintas batas.
1998-
IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran
Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
1999-
Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on
Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
2000-
IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh
IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
2001-
Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan
EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun
akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
2001-
Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars
Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal
1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
2002-
Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai
selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara
anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan
secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal
ini tercapai.
2002-
IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama
terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
2003-
Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang
menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
2003-
IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.
Sekilas Mengenai
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar
Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa
(EU)
3. Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi
Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli
Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi
dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR),
bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan
(United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam
Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja
OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk mengembangkan
dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang
berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan
dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
3. Untuk membawa
konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan
Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi berkualitas tinggi.
Struktur IASB yang Baru
1. Badan wali
2. Dewan IASB
3. Dewan penasihat
standar
4. Komite interpretasi
pelaporan keuangan internasional (IFRIC)
Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU
adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC
telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar
untuk mencapai pasar tunggal bagi :
Perubahan modal dalam
tingkat EU
Membuat kerangka dasar
hokum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
Mencapai satu set
standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities
Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada
di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO:
Otoritas pasar modal
memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang
lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk
mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat:
Saling menukarkan
informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan
pasar domestic.
Menyatukan upaya-upaya
untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap transaksi surat berharga
internasional.
Memberikan bantuan
secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar
yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.
FEDERASI INTERNASIONAL AKUNTAN (IFAC)
IFAC merupakan
organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara,
yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana
misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan
harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi
secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.
KELOMPOK KERJA ANTAR PEMERINTAH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK PAKAR DALAM STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI DAN PELAPORAN (ISAR)
ISAR dibentuk pada
tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang
membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah
untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik,
termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas
pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata
kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
ORGANISASI UNTUK KERJASAMA EKONOMI DAN PEMBANGUNAN (OECD)
OECD merupakan
organisasi internasional Negara-negara industry maju yang berorientasi ekonomi
pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry maju yang
lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain
(seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kepentingan anggota-anggotanya.
Sumber:
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Nama :
FELICIA APRILIANI
NPM
: 22210714
Kelas
: 4 EB 21
Matakuliah :
Akuntansi Internasional #
Dosen
:
Diniyarti Wulandari
TUGAS 5
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas
barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis
internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing
princes ), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga
itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi ( deflation ).
Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir
semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui
para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan
praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33
mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu,
tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama.
Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan
induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.
DAFTAR ISTILAH AKUNTANSI
INFLASI
Atribut. Karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya
hostori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan
dalam harga tertentu.
Kekayaan yang dapaat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu
perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli
pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan
tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan
dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan
terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini
suatu aktiva nonmoneter.
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat
tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 %
pertahun.
Inflasi. Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan
jasa dalam suatu perkeonomian.
Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap
dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang
terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
Kewajiban Moneter. Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata
uang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
Kerugiaan Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang
terjasi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus
terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam
menjalankan operasinya.
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan
perubahan harga.
Aktiva Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap
terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan
perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
Kewaajiban Mometer. Suatu utang yang tidak mengharuskan
pembayaran jumlah kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
Aktiva Permanent. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung,
investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau
amortisasi.
Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya
adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam
tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan
jasa yang sama pada tahun dasar.
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk
memperoleh barang dan jasa.
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan
harga.
Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu
aktiva dalam keadaan normal usaha.
Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan.
Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu
induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang
beralokasi disebuah lingkungan berinflasi.
Prubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas
khusus seperti persediaan atau peralatan.
Metode tranlasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi
pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan
luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali
jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk perusahaan.
LAPORAN KEUANGAN DAPAT
MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya
akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ).
Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang
didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebig pada gilirannya
akan menyebabkan :
·
Kenaikan dalam proporsi pajak
·
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
·
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
·
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti
pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar )
Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi
perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya
dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya
beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur
akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli
yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode inflasi.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit
berguana dilakukan karena :
1.
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan
keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
2.
Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung
pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
3.
Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan
oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna
karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat
signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama
bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.
JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada
terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan
ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk
laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya
beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut
sebagai model biaya kini.
PENYESUAIAN TINGKAT HARGA
UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian
rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan
harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar biaya
akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya
dialokasikan terhadap laba periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi ),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi ) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan
transaksi.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga
umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam bentuk Jumlah p1q1 /
Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu
dan q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang
$20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan jasa yang representive pada
akhir tahun 1 ( tahun dasar – awal tahun 2 ) dan $22.000 untuk membeli
keranjang yang sama setahun kemudian ( awal tahun 3 ), indeks harga akhir tahun
pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau 1,1. Angka ini menujukkan adanya laju
inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian pula halnya, apabila keranjang
dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang terdiri dari 4 orang pada
tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga umum akan menjadi
$23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi 17,5 % semenjak tahun
dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau 1.
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah yang
dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir
periode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
GPLc / GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc
GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc
Dimana :
GPL = indeks harga umum
c = periode
kini
td = tanggal
transaksi
PPE = ekuivalen daya beli umum
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan
perusahaan ( yaitu aktiva bersih ) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama
suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi
awal. Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan
mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan kegiatan operasinya.
Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk
membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama
periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan
menimbulkan keuntungan daya beli selama periode inflasi.
PENYESUAIAN BIAYA KINI
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua
aspek utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya
historis (2) Laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan komponen pajak ), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik perusahaan.
Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva
bersih awal perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini
aktiva selama periode berjalan.
Metode mana yang baik?
Penyesuaian biaya kini berpendapat bahwa usaha tidak dipengaruhi
oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenailan biaya operasi khusus
dan pengeluaran aktiva tetap.
Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan,
disajikan ulang sebagai berikut :
·
Persediaan
Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar
pertama dan disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau
manufaktur.
·
Harga Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan
yang dinyataan ulang.
·
Aktiva Tetap
Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan
ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer
Indeks/Indeks Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih
yang sesuai ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX,
dan sesuai denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal
tersebut.
·
Depresiasi
Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap,
yang dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh
penilai independent.
·
Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang
diperoleh dari NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.
·
Keridakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil
kepemilikan aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
·
Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang
disebabkan oleh hal selain inflasi.
·
Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal
angka-angka laporan keuangan.
SUDUT PANDANG
INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33
Berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum
dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total
aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi )
untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan
biaya beli konstan biaya kini.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah
sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa :
1.
Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2.
Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3.
Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu
bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut
untuk masing-masing dari 5 tahun terkini :
·
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya
·
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
·
Keuntungan atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss
moneter bersih
·
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari
inlasi ( perubahan tingkat harga umum )
·
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
·
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
·
Laba per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya
kini
·
Deviden per saham biasa
·
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa
·
Tingkat Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI )
yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard
Committee-ASC ) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement
of Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini”
untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS
33 dalam 2 hal yaitu :
1.
Standar AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal
2.
Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan
biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini,
beserta catatan penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan
dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
BRASIL
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brasil dan Komisi
Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum
perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang
saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk
mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap,
gedung, investasi, beban tanguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-akun
amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ).
Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
BADAN STANDAR AKUNTANSI
INTERNASIONAL
IAS 29 pelaporan keungan dalam Perekonomian Hiperinflasi
mewajibkan ( dan bukan hanya merekomendasikan ) penyajian ualang informasi
laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang
melakukan pelaporan dalam mata uang perkekonomian hiperinflasi, apakah
didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus
disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Keempat
isu yaitu :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur
pengaruh inflasi
2.
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi
3.
Akuntansi inflasi luar negeri
4.
Menghindari fenomena kejatuhan ganda
Keuntungan dan Kerugiaan
Inflasi
Keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika Serikat
ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir
serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang
jangka panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah.
Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal
yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan
menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut
ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme
penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham
berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka
ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk
menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai “
Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “.
Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan
aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan
dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan
penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan
modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen
yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya,
penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen
menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan
daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.
Keuntungan dan Kerugiaan
Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
1.
Laba operasi ( perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini
sumber daya yang dikonsumsi )
2.
Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan
aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan
inflasi
Akuntansi Untuk Inflasi
Di Luar Negeri
Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi
dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen
dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya
kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan
tingkat harga spesifik ( model biaya kini yang digunakan ) menentukan jumlah
maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan yang
dapat dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya
histories tetap saja adalah model biaya historis.
Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :
·
Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik
domestic secara spesifik maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk
mencerminkan perubahan dalam harga spesifik ( sebagai contoh biaya kini )
·
Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri
kedalam nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai
konstan ( yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang )
·
Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang
dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau kerugiaan moneter
Menghindari Kejatuhan
Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap
inflasi di luar negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang
disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local
langsung berpengaruh kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi
mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal
suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa
hubungan seperti ini jarang sekali bertahan ( paling tidak dalam jangka pendek
). Dengan demikian ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan
ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi
berhubungan secara negative.
Contoh akuntansi persediaan berikut ini menunjukkan hubungan
antara inflasi dan translasi mata uang luar negeri. Perusahaan dalam contoh ini
menggunakan metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi persediaan
ke dalam dolar dengan kurs ini. Kita mengasumsikan beberapa hal berikut ini :
·
Inflasi Negara local adalah 20 % selama tahun yang beru saja
berakhir. Inflasi di AS adalah sebesar 6 % selama tahun teersebut
·
Kurs nilai tukar pembukuan pada tanggal 1 Januari adalah
LC1=$1,00
·
Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah
LC1=$0,88
·
Devaluasi mata uang selama tahun untuk mempertahankan paritas
daya beli adalah 12 %
·
Persediaan dalam mata uang local adalah sebesar LC200 pada
tanggal 1 Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember
·
Tidak ada perubahan yang terjadi menyangkut jumlah fisik
persediaan selama tahun tersebut.
Dari paparan tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga
menurut saya setiap perusahaan yang sudah bonafit wajib melakukan pelaporan
keuangannya bahkan ke public atau masyarakat juga. Dan jika kita ingin
melakukan bisnis internsioanal kita tidak bisa dipisahkan dengan nilai mata
auang dan perubahan harga uang atas barang dan jasa. Dalam suatu perekonomian
bisa mengalami yang namanya perubahan harga. Perubahan harga tersebut ada yang
namanya inflasi ( kenaikan harga secara keseluruhan ) dan deflasi ( penurunan
harga ). Disetiap Negara memiliki perbedaan dalam hal penilaian biaya kini yang
dikaitkan terhadap inflasi di pemaparan diatas di jelaskan tentang sudut
pandang internasional terhadap akuntansi inflasi antara Negara Amerika Serikat,
Inggris dan Berasil. Dari itu semua ada keuntungan dan kerugiaan inflasi pada
Negara Amerika Serikat, Inggris dan Brasil dan juga Kepemilikan.
Sumber :
Frederick D.S Choi, Gary K.Meek, International
Accounting, Buku 1 – Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta 2005.
Langganan:
Postingan (Atom)