Nama :
FELICIA APRILIANI
NPM
: 22210714
Kelas
: 4 EB 21
Matakuliah :
Akuntansi Internasional #
Dosen
:
Diniyarti Wulandari
TUGAS 4
Translasi Mata Uang Asing
ALASAN
TRANSLASI MATA UANG ASING
Banyak permasalahan
yang berhubungan dengan translasi mata uang asing muncul dari fakta bahwa nilai
relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabelitas nilai
tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara metode translasi mata uang asing
dan penanganan terhadap translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian,
semakin mempersulit untuk dapat membandingkan hasil suatu perusahaan dengan
prusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode
satu dengan periode lainnya.
Terdapat tiga alasan
tambahan dalam translasi mata uang asing : mencatat transaksi mata uang asing,
mempehitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang`, dan
berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Akhirnya kenaikan
jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan
informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara kepada para
investor di negara lainnya
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi mata uang
asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca
menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya
dolar AS.
Mata uang pada
perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual pada pasar global. Peserta
pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis,
individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi
modern.
Transaksi mata uang
asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Nearaca hasil translasi mata uang asing dilakukan bai dengan translasi langsung
ataupun translasi tidak langsung.
v Transaksi
mata uang asing terjadi di pasar spot, forward, dan swap.
Mata uang yang
diperjualbelikan pada spot harus dikirimkan secepatnya.
Transaksi pada forward adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan.
Transaksi swap melibatkan
pembelian spot dan penjualan forward atau melibatkan
pembelian forward dan penjualanspot atas mata uang secara
bersamaan.
v v Istilah
Translasi Mata Uang Asing
Atribut Mata
uang fungsional
Konversi Kurs
historis
Diskonto Mata
uang lokal
Posisi aktiva bersih beresiko Pos-pos moneter
Mata uang asing Mata
uang pelaporan
L/K dalam mata uang asing Tanggal penyelesaian
Transaksi mata uang asing Kurs spot
Translasi mata uang asing Tanggal transaksi
Operasi Luar Negeri Penyesuaian
translasi
Kontrak pertukaran forward Unit pengukuran
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk mentranskasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakan translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau asaat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul. yang terakhir, kurs rata-rata, yaitu nilai rat-rata biasa atau dengan pembobotan naik pada kurs historis atau saat itu.
Kurs historis pada umumnya menjaga padanannya biaya awal item mata uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing.
Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain. Untuk mengerti alasannya, pertama-tama pertimbangkan gagasan mengenai mata uang fungsional.
FAS No. 52 keputusan pihak yang berwenang AS pada akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan untuk transaksi mata uang asing
1. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata uang fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar pada saat itu.
2. Pada setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang selain mata uang fungsional ik pada pencatatan harus disesuaikan untuk menggambarkan nilai tuka saat itu.
Terdapat dua cara untuk melakukan pembukuan bagi keuntungan dan kerugian transaksi
Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal,
penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian
terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal
Perspektif Ganda
Pada perspektif
transaksi ganda, penerimaan piutang krona mempertimbangkan kejadian yang
terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
Untuk tujuan
keseragaman FAS No.52 membutuhkan metode pembukuan transaksi ganda untuk
transaksi mata uang asing.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang
beroperasi secara internasioanal menggunakan berbagai metode untuk menunjukkan
aset, utang, pendapatan, dan beban dalam mata uang domestik yang dinyatakan
dalam mata uang asing. Metode mata uang asing, seperti
Metode Nilai Tukar tunggal
Metode nilai tukar
tunggal , yang diketahui juga sebagai metode kurs saat ini, telah lama populer
di EropaMetode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau
harga saat itu, terhadap semua saham dan utang asing. Pada metode ini, laporan keuangan
operasional asing memiliki laporan domisili tersendiri
Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar
ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi
mata uang asingnya
a. Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, aset lancar
yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar ditranslasikan ke dalam
mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat
ini.
b. metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini juga
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang
asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat
ini.
c. Metode Kurs Sementara
c. Metode Kurs Sementara
Dengan metode ini,
translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal
tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode ini, item moneter
seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat itu.
Kurs saat ini yang Sesuai
Nilai tukar rata-rata
sering kali digunakan dalam laporan laba-rugi untuk kemudahan penggunaan. Nilai
tukar mata uang asing yang sesuai harus merefleksikan realitas bisnis dan
ekonomi sedalam mungkin. Nilai tukar pasar bebas untuk transaksi spot di negara
di mana akun yang ditranslasikan berasal, merupakan nilai tukar yang sesuai
untuk menghitung nilai transaksi pada saat itu.
Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Secara internasional,
perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya dengan
prosedur translasi mata uang asing.Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian
translasi mta uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguan
dengan pendekatan hybrid pada keduanya
a. Penangguhan
a. Penangguhan
b.Penangguhan dan
Amortisasi
c. Penangguhan sebagian
d. Tidak ada
penangguhan
PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Praktik akuntansi mata
uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap meningkatnya
kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter
internasional
Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
1981-sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.
GAMBARAN STANDARD NO.52/STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Tujuan translasi mata
uang asing dalam FAS No.8 berbeda secara substansi dari FAS No.52 FAS No.8,
mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat bahwa laporan
keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transasi mengikuti mata
uang yang digunakan induk perusahaan. Lebih jauh, mata uang fungsional
menunjukkan pilihan metode translasi mata uang asing yang digunakan untuk
tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan kerugian nilai tukar.
Translasi Saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Jika mata uang
fungsional dalah mata uang asing yang tercatat dan dimasukkan, maka laporan
keuangannya ditraslasikan ke dalam dolar menggunakan metode kurs saat ini.
Hasil keuntungan dan kerugian traslasi mata uang asing diungkapkan dalam
komponen yang terpisah dalam ekuitas gabungan.Hal tersebut menjaga rasio
laporan keuangan karena dikalkulasikan dari pernyataan mata uang lokal.
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Saat mata uang induk
perusahaan adalah mata uang fungsional asing gabungan, laporan keuangan mata
uang asing tersebut akan dihitung terhadap dolar menggunakan metode kurs
sementara. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing muncul
dari proses translasi mata uang asing dimasukkan dalam perhitungan
current-periode income
Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing
mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata
uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan
keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional
(metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan kurs
saat ini.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
Para pengguna akun
gabungan harus mengerti beberapa permasalahan jika mereka ingin
menginterpretasikan dengan tepat efek keuangan akibat translasi mata uang
asing. Beberapa permasalahan tersebut adalah
a. Perspektif Laporan
b. Apa yang terjadi
dengan Harga Perolehan
c. Konsep Pendapatan
d. Laba Terkelola
TRANSLASI MATA UANG ASING DI MANA SAJA
Penggunaan kurs kini
untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di
lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada
saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak
konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam
laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan
dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai
konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut
akan ditranslasikan menurut kurs historis.
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.2010: Salemba Empat.
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.2010: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar